Kamis, 02 Juni 2011

RISET OPERASI (Jilid2) - Aplikasi Menu Atlet Ekspedisi

Masih ingat dengan Riset Operasi? Riset Operasi atau Sains Manajemen diketahui mulai pada tim operasi militer yang dibentuk selama Perang Dunia II di Inggris pada 1939, diikuti Amerika Serikat yang menggunakannya di AD, AL & AU, dan berperan signifikan dalam memenangkan Perang Dunia II.
Pacific Theatre on WW II.
Para perencana Perang Pasifik, Nimitz & McArthur.
     Kalau minggu lalu kita telah membahas aplikasi Linear Programming dalam pengambilan keputusan kombinasi produk (usaha garmennya Dedek), minggu ini giliran Riset Operasi membantu sobat-sobat kita di Mapala “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana.

RISET OPERASI – Aplikasi Menu Atlit Ekspedisi Irian
     Para pelatih 4 divisi petualangan Mapala “Wanaprastha Dharma” Unud merencanakan suatu program pelatihan atlet, mahasiswa-mahasiswa Unud anggota Mapala yang akan diberangkatkan ke Ekspedisi Irian Udayana 2014.
Para pelatih Mapala "WD" Unud.
     Ekspedisi ini dibagi atas 4 sub-ekspedisi; Pemanjatan puncak Carstenz Pyramide, penelusuran gua, pengarungan dan pemetaan Sungai Mamberamo, serta Reefcheck di Teluk Cenderawasih.
     Program ini mencakup latihan aerobik, latihan beban yang diikuti dengan makan pagi super sehat di posko Mapala, berlawanan dengan diet mereka selama ini yang khas ‘anak kost’, sarapan ala’ kadarnya.  Ahli gizi Mapala, merekomendasikan menu makan pagi yang kaya akan kalori, kalsium, protein dan fiber yang diperlukan para calon atlit ekspedisi itu, tapi juga sekaligus harus rendah lemak dan kolesterol, mengingat selama berbulan-bulan para atlet ini akan digojlok fisiknya.  Karena program ekspedisi ini tidak dibiayai Rektorat Unud (sehingga bersifat swadaya), para perencana ekspedisi & pelatih ingin meminimalkan biaya. Mereka juga telah memilih kemungkinan jenis makanan berikut, yang masing-masing mengandung kontribusi gizi dan biaya yang berbeda untuk mengembangkan menu makan pagi atlet standar pada tabel berikut:
     Para pelatih Mapala menginginkan porsi sarapan yang mengandung paling tidak 800 kalori, 5 miligram zat besi, 350 miligram kalsium, 30 gram protein dan 12 gram fiber. Ia juga ingin membatasi kandungan lemak bagi para atlet mereka agar tidak lebih dari 50 gram dan kolesterol tidak lebih dari 30 miligram.
     Di antara para pelatih Mapala ini ada beberapa yang sedang dan pernah berkuliah di Jurusan Manajemen FE Unud. Mereka teringat akan Linear Programming yang pernah diajarkan dalam mata kuliah Riset Operasi, yang aplikasinya bisa digunakan dalam memecahkan masalah klasik mereka, keterbatasan dana.

Variabel Keputusan
     Masalah ini memiliki 10 variabel keputusan yang mewakili jumlah dari unit standar tiap jenis makanan yang tercakup dalam menu sarapan pagi atlet.
x1 = Sereal bran per cangkir
x2 = Bubur Kacang Hijau per cangkir
x3 = Bubur Gandum per cangkir
x4 = Oat bran per cangkir
x5 = Telur
x6 = Daging per iris
x7 = Jeruk
x8 = Susu per cangkir
x9 = Jus Jeruk per cangkir
x10 = Roti Panggang per iris


Fungsi Tujuan
     Tujuan para pelatih ekspedisi Mapala ini adalah meminimumkan biaya sarapan pagi.  Total biaya sarapan pagi adalah jumlah dari biaya tiap jenis makanan.
Minimalkan Z = 1.500x1 + 2.000x2  + 1.000x3 + 1.080x4 + 900x5 + 3.000x6 + 3.600x7 + 2.000x8 +                          4.500x9 + 1.000x10


Batasan (Constraint) Model
90x1 + 110x2  + 100x3 + 90x4 + 75x5 + 35x6 + 65x7 + 100x8 + 120x9 + 65x10 > 800 kalori
              2x2  +    2x3 +   2x4 +   5x5 +   3x6 +                4x8 +                  x10 < 50 gr lemak
                                                270x5 +  8x6 +              12x8 +                        < 30 gr klstrl
  6x1 +    4x2  +    2x3 +   3x4 +     x5 +                x7 +                                x10 > 5 mg iron
20x1 +  48x2  +   12x3 +   8x4 + 30x5 +         + 52x7 + 250x8 +    3x9 + 26x10 >
350 mg kalsium
  3x1 +    4x2  +    5x3 +   6x4 +   7x5 +   2x6 +    x7 +     9x8 +     1x9 +  3x10 >
30 gr protein
30 
   5x1 +   2x2  +    3x3 +   4x4 +                           x7                                          + 3x10 > 12 gr fiber
Ringkasan Model
Model program linear untuk masalah ini dapat diringkas sebagai berikut :
Minimalkan Z = 1.500x1 + 2.000x2  + 1.000x3 + 1.080x4 + 900x5 + 3.000x6 + 3.600x7 + 2.000x8 + 4.500x9 + 1.000x10

Batasan
90x1 + 110x2  + 100x3 + 90x4 + 75x5 + 35x6 + 65x7 + 100x8 + 120x9 + 65x10     >     800
                  2x2  +      2x3 +   2x4 +   5x5 +    3x6 +                   4x8 +                     x10          50
                                                         270x5 +   8x6 +                 12x8 +                                <       30
  6x1 +      4x2  +      2x3 +   3x4 +      x5 +                   x7 +                                     x10    >         5
20x1 +   48x2  +    12x3 +   8x4 + 30x5 +               52x7 + 250x8 +     3x9 +  26x10   >      350
  3x1 +      4x2  +      5x3 +   6x4 +   7x5 +    2x6 +      x7 +      9x8 +     1x9 +    3x10         30 
  5x1 +      2x2  +      3x3 +   4x4 +                                 x7                                +    3x10   >        12
                                                                                                                                           Xi   >       0             

Perhitungan (Metode Simpleks atau Solusi dengan MS Excel)
     Seperti biasa, Anda-anda dipersilahkan menghitung sendiri untuk kasus di atas, baik dengan MS Excel + Solver ataupun dengan QM for Windows. Bukannya apa-apa, PC & Laptop saya gak ada program Solvernya. Terus, mau menghitung secara manual, belum ada waktu. 

Sumber, diadaptasi dari: Introduction to Management Science 8-th Edition, Bernard W. Taylor III.

...bersambung ke Jilid-3.......(ˆ.ˆ )

Selasa, 17 Mei 2011

RISET OPERASI – Aplikasi Dalam Kehidupan Sehari-hari (Jilid 1)

Banyak dari kita kuliah, tanpa tahu apa fungsinya. Sudah barang tentu hal ini merupakan suatu kesia-siaan. Misalnya yg berkuliah di jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, pastinya harus menempuh mata kuliah Riset Operasi (RO) - Aplikasi ini dan seri-seri notes saya selanjutnya akan ditampilkan terapan-terapan RO khususnya Linear Programming dalam kehidupan sehari-hari. Tak kenal maka tak sayang, begitu pula dengan mata kuliah ini. Diharapkan, dengan mengetahui fungsi-fungsi terapan RO, kita semua akan lebih serius mengikuti mk yang katanya sulit ini.(˘⌣˘)


OPERATION RESEARCH
RISET OPERASI  atau kerap disebut juga SAINS MANAJEMEN, adalah penerapan ilmiah yang menggunakan pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah manajemen, dalam rangka membantu manajer untuk mengambil keputusan yang baik. Namun sebenarnya kemunculan Riset Operasi bukanlah dari dunia industri & bisnis, melainkan lahir dari dunia militer.  Dorongan awal munculnya kegiatan-kegiatan riset operasional adalah Perang Dunia II. Sebenarnya, istilah riset operasional ini tercetus sebagai akibat dari riset pada operasi militer yang dilakukan selama perang tersebut. Kelompok ahli-ahli matematika , ekonomi, dan ahli-ahli disiplin ilmu lain-lainnya disatukan untuk menganalisis berbagai masalah operasi militer.
Laksamana Nimitz & staffnya sedang merencanakan suatu operasi militer dalam PD II.
  
George Dantzig
Kelompok-kelompok ini dibentuk di Inggris dan Amerika Serikat, di mana Angkatan Laut AS (US Navy) mempekerjakan lebih dari 70 orang analis. Berbagai bentuk masalah dapat dipecahkan dengan baik, seperti di mana harus ditempatkan instalasi radar, bagaimana menemukan lokasi kapal selam lawan, bagaimana menempatkan bom-bom yang dipicu dengan gelombang radio jarak jauh di laut sekeliling Jepang.
Pasca Perang Dunia II, RO menarik industri-industri  pasca perang di Inggris dan Amerika Serikat untuk menerapkannya dalam pemecahan masalah-masalah manajerial dan operasional yang dialaminya.  Salah satu perkembangan riset operasional pasca perang yang cukup terkenal adalah temuan salah satu metode riset operasional oleh George Dantzig. Beliau sangat terkenal akan temuannya yang berupa pengembangan pemrograman linier yang merupakan metode riset operasional yang sangat luas digunakan. Dantzig ini sering disebut sebagai “Bapak Pemrograman Linier”.



Kasus 1: LINEAR PROGRAMMING - MODEL KOMBINASI PRODUK
Dedek “Bemo” Sudarsana, pemilik perusahaan garmen “Bemo Clothing” yang khusus memproduksi kaus-kaus T-shirt yang digemari mahasiswa Unud.
Dedek 'Bemo'

Awal April lalu, perusahaannya mendapat order dari UKM Mapala “WD” Unud yang dalam rangka memperingati HUT ke-30 nya memutuskan membuat 4 tipe kaus:

1.      Kaus lengan panjang dengan gambar di bagian depan (1 sisi)
2.      Kaus lengan panjang dengan gambar di bagian depan & belakang (2 sisi)
3.      Kaus lengan pendek dengan gambar di bagian depan (1 sisi)
4.      Kaus lengan pendek dengan gambar di bagian depan & belakang (2 sisi)



 Dedek harus menyelesaikan order 72 jam lagi, di mana pihak pemesan akan mengambil pesanannya. Sebagai seorang profesional, tentu saja Dedek harus menyelesaikan produksi tepat waktu. Panitia HUT Mapala mengambil pesanannya dengan truk kecil yang memiliki kapasitas muatan sebanyak 1200 kardus ukuran standar. Satu box ukuran standar berisi 12 kaus lengan pendek, sementara box berukuran 3 x lebih besar berisi 12 kaus lengan panjang. Bemo Clothing memiliki dana $ 25.000 untuk memproduksi kaus (karena ingin Go International, Dedek memakai standar US $ dalam setiap transaksinya). Bemo Clothing juga telah memiliki jatah 500 lusin kaus lengan pendek dan 500 kaus lengan panjang polos kualitet terbaik yang siap disablon.
Persyaratan sumber daya, biaya per unit, dan keuntungan per lusin untuk tiap jenis kaus disajikan pada tabel berikut:



Dedek ingin mengetahui berapa lusin (kardus) tiap jenis kardus harus diproduksi untuk memaksimalkan keuntungannya. Karena sudah agak lama sejak tamat dari FE, ia agak lupa-lupa ingat aplikasi mata kuliah Riset Operasi- khususnya Linear Programming untuk memecahkan masalah bisnisnya. Untuk itu, ia menghubungi dosen pembimbing skripsinya dulu, Pak Yadnya, yang kebetulan juga salah seorang pakar Riset Operasi di  FE Unud. Dan inilah jawaban Beliau:  


VARIABEL KEPUTUSAN
Masalah ini memiliki 4 variabel keputusan yang mencerminkan jumlah (dalam lusin) tiap jenis kaus yang akan diproduksi
x1 = kaus lengan panjang, satu sisi
x2 = kaus lengan panjang, dua sisi
x3 = kaus lengan pendek, satu sisi
x4 = kaus lengan pendek, dua sisi


FUNGSI TUJUAN
Tujuan Dedek adalah memaksimumkan keuntungannya. Keuntungan total adalah jumlah dari keuntungan yang diperoleh dari tiap jenis kaus. Fungsi tujuan dinyatakan sebagai berikut:

Maksimalkan Z = 90x1 + 125x2  + 45x3 + 65x4


BATASAN (CONSTRAINT) MODEL
Batasan pertama adalah 'Waktu Produksi' . Waktu produksi total  yang tersedia adalah 72 jam , periode di antara waktu pemesanan dan diambilnya order pesanan tsb:

0,1x1 + 0,25x2  + 0,08x3 + 0,21x4  <  72 jam


Batasan kedua adalah kapasitas mobil angkut;

3x1 + 3x2  + x3 + x4  <  1.200 kardus


Batasan ketiga adalah untuk 'Dana Produksi'.  Total dana yang tersedia untuk produksi adalah $ 25.000

36x1 + 48x2  + 25x3 + 35x4  <  $ 25.000


Dua batasan terakhir mencerminkan kaus lengan panjang dan lengan pendek yang tersedia untuk disablon:

 x1 + x2 <  500 kaus lengan panjang
x3 + x4 <  500 kaus lengan pendek


RINGKASAN MODEL
Model program linear untuk perusahaan 'Bemo Clothing' di atas disajikan sebagai berikut:

Maksimalkan Z = 90x1 + 125x2  + 45x3 + 65x4
Batasan
                           0,1x1 + 0,25x2  + 0,08x3 + 0,21x4  72
                              3x1 +      3x2  +        x3 +        x4  <  1.200
                            36x1 +    48x2  +    25x3 +    35x4  <  25.000
                                x1 +        x2                                 <  500
                                                               x3 +         x4 <  500 
                                                              x1, x2, x3, x4  >  0


PERHITUNGAN
Model Linear Programming di atas bisa dihitung dengan Metode Simpleks, bisa juga dengan program komputer, misalnya MS Excel (dengan Solver). Singkat kata, setelah dihitung-hitung, didapatkan hasil:
x1 = 175,56 kardus kaus lengan panjang, 1 sisi
x2 = 57,78 kardus kaus lengan panjang, 2 sisi
x3 = 500 kardus kaus lengan pendek, 1 sisi
Z  = $ 45.522,22 (keuntungan yang si Dedek peroleh)

Perhitungan di atas adalah skenario yang paling optimal yang bisa didapat. Monggo pinarak  di-cek sendiri dengan Metode Simpleks atawa MS Excel (Solver).

Kalkulasi Linear Programming dg MS Excel Solver. Sorry, berhubung di PC & Laptop ane kagak ada program solvernya, hasil perhitungan di gambar ini masih kosong. Silahkan hitung sendiri di PC ente kalau ada solver-nya.

Sumber, diadaptasi dari: Introduction to Management Science 8-th Edition, Bernard W. Taylor III.

...bersambung ke Jilid-2.......(ˆ.ˆ ) 

Sabtu, 11 Desember 2010

10 Cara Menyelamatkan Lingkungan Bawah Laut

10 Cara Menyelamatkan Lingkungan Bawah Laut

1. Menyelam dengan hati-hati di ekosistem akuatik yang rentan, seperti    
     terumbu karang. 
          Meski awalnya, mereka nampak seperti karang atau tumbuhan, banyak organisme akuatik yang merupakan makhluk rentan yang dapat rusak atau terancam oleh benturan tangki, lutut atau kamera, sapuan fin atau bahkan sentuhan tangan. Juga penting diketahui bahwa beberapa organisme akuatik, seperti koral, tumbuh teramat sangat lambat. Dengan mematahkan bahkan hanya sepotong kecil saja, anda dapat menghancurkan pertumbuhan selama beberapa puluh tahun. Dengan berhati-hati dalam menyelam, anda dapat mencegah devastasi dan kehancuran jangka panjang banyak lokasi penyelaman.

2. Waspada dalam menempatkan tubuh dan peralatan anda saat menyelam
          Banyak kerusakan lingkungan anda lakukan tanpa anda sadari. Jaga pengukur tekanan tangki dan octopuss anda agar tidak terseret kemana-mana dan menghancurkan terumbu karang. Dengan mengontrol buoyancy anda dan menjaga agar tidak menyentuh koral atau organisme rentan lainnya dengan tubuh, peralatan selam atau kamera anda, berarti anda sudah mengambil bagian dalam mencegah kerusakan kehidupan akuatik.
Menyelamlah dengan hati-hati di ekosistem terumbu karang, jangan sampai tubuh atau peralatan anda merusak karang, pertajam skill buoyancy anda. Foto oleh : Farish.

3. Pertahankan ketajaman kemampuan menyelam anda dengan pendidikan   
     lanjutan
          Jika anda lama tidak pernah menyelam lagi, skill anda (khususnya kontrol buoyancy) perlu diasah. Sebelum terjun ke air, berlatihlah dulu dengan seorang instruktur di kolam atau lingkungan lain yang tak bisa rusak akibat sedikit benturan dan goresan anda. Lebih baik lagi, ambillah kursus selam lanjutan.

4. Pertimbangkan dampak interaksi anda terhadap kehidupan akuatik
          Sebagaimana setiap penyelam akan segera belajar, bahwa teramat sedikit bentuk-bentuk kehidupan akuatik merupakan suatu ancaman bagi kita. Faktanya, beberapa makhluk bahkan nampak bersahabat dan ingin tahu dengan kehadiran kita. Sebagaimana kita menjadi lebih terbiasa dan lebih ingin tahu, kita bahkan merasa tanpa beban, menyentuh, menangani, memberi makan dan bahkan mengendarai kehidupan akuatik tertentu. Bagaimanapun, tindakan-tindakan tersebut dapat menyebabkan stress pada hewan, mengganggu kebiasaan makan dan kawinnya, memperkenalkan bahan-bahan makanan yang tidak sehat bagi spesies atau bahkan memicu perilaku agresif pada spesies yang dalam kondisi normal sebenarnya tidak agresif.
Hindari memegang, mengejar, mengendarai, mempermainkan, memberi makan hewan akuatik karena akan membuat mereka stres, atau memicu perilaku agresif mereka. 
Foto: Koleksi teman yg dirahasiakan identitasnya (inisial: Gek Mtl)

5. Pahami dan hormati kehidupan bawah laut
          Lewat adaptasi dengan lingkungan akuatik, kehidupan bahwa laut seringkali tampak amat berbeda dengan kehidupan yang biasa kita lihat di daratan. Banyak makhluk yang hanya nampak seperti tumbuhan. Menggunakan makhluk tersebut sebagai "mainan" atau makanan bagi hewan-hewan lain dapat meninggalkan jejak kehancuran yang dapat mengubah ekosistem dan merampok kesenangan penyelam lain dalam mengamati atau memotret makhluk-makhluk ini.

6. Lawan keinginan untuk mengoleksi cindera mata

          Lokasi-lokasi penyelaman yang seringkali dikunjungi dapat kehabisan sumber daya alam dalam waktu singkat. Mengoleksi spesimen, koral dan kerang di area-area ini dapat merusak daya tarik dan keindahannya. Jika anda ingin membawa kenang-kenangan dari penyelaman anda untuk ditunjukkan kepada teman-teman dan keluarga di rumah, pergunakan fotografi bawah laut.


7. Jika anda berburu dan/atau melakukan gather game, taati semua hukum 
     ikan dan perburuan
          Anda mungkin berada dalam grup penyelam yang mencari kesenangan dengan mencari makanan dari kehidupan akuatik. Amatlah vital bagi anda untuk memiliki ijin dan mengerti benar dengan aturan dan hukum perburuan ikan setempat. Hukum-hukum setempat telah dirancang untuk menjamin reproduksi dan kehidupan hewan-hewan ini. Ambillah hanya makhluk-makhluk yang memang akan anda makan. Jangan membunuh apapun hanya untuk bertujuan membunuh. Hormati hak-hak para penyelam lain yang tidak berburu. Hindari menembak ikan di area-area yang para penyelam lain gunakan untuk mengamati dan mengambil foto bawah air. Sebagai pemburu bawah air, pahami efek anda terhadap lingkungan.
Contoh2 ikan yang termasuk endangered species (Napoleon Wrasse & Grouper/Kerapu), tapi sering diburu/ditangkap untuk dijadikan menu Chinese Restaurant yang harganya ratusan ribu. Hindari memesan ikan2 ini di rumah makan. Foto oleh: M. Farish.

Napoleon Wrasse, sebelum & sesudah menjadi menu. Sumber foto: anton.blogs.com/awesome.

8. Laporkan gangguan atau kerusakan lingkungan di lokasi penyelaman anda
          Sebagai seorang penyelam, anda berada dalam posisi yang unik untuk memonitor kesehatan perairan, danau dan pantai setempat. Jika anda mengamati suatu pengurangan suatu kehidupan akuatik yang tidak biasa, luka-luka yang parah pada hewan-hewan akuatik atau menyadari substansi-substansi atau obyek aneh pada air, laporkan kepada pemerintah setempat, seperti BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam).

9. Jadilah teladan bagi para penyelam lain saat interaksi penyelaman dan 
    non-penyelaman dengan lingkungan
          Sebagai seorang penyelam, anda menyadari bahwa bila seseorang membuang kantong plastik atau kotoran lain keluar kapal adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab. Anda melihat akibat dari kelalaian-kelalaian tersebut. Berilah contoh yang baik dalam interaksi anda sendiri terhadap lingkungan, dan orang-orang lain - penyelam maupun bukan - akan meneladaninya.
Aksi bersih underwater clean-up di Nusa Dua. Dari mana asal datangnya sampah-sampah plastik ini? Orang-orang membuangnya di laut? Bukan. Mayoritas sampah-sampah plastik ini merupakan 'kebaikan hati' warga Denpasar yang masih gemar membuang sampah-sampahnya di sungai-sungai mereka. 
Foto oleh : Farish.

10. Libatkan diri dengan aktivitas-aktivitas & isyu-isyu lingkungan setempat
          Anda mungkin merasa bahwa anda tidak dapat menyelamatkan seisi dunia, tapi anda dapat membawa dampak yang besar di sudut planet ini di mana anda tinggal dan menyelam. Terdapat banyak kesempatan untuk memperlihatkan dukungan anda terhadap suatu lingkungan akuatik yang bersih, termasuk aksi bersih pantai setempat dan menghadiri dengar pendapat publik tentang hal-hal yang berdampak pada area pantai dan sumber-sumber air setempat. Kenali semua sisi lingkungan akuatik yang sedang diisyukan para wakil rakyat dan masukkan opini anda di kotak saran DPRD. Oya, jangan lupa, jadilah anggota Mapala "Wanaprastha Dharma" Universitas Udayana, divisi diving tentunya.....:-)
Foto oleh: Farish.

" Take nothing but pictures, leave nothing but bubbles, kill nothing but time"


(Diterjemahkan secara bebas dari Ten Ways a Diver Can Protect the Aquatic Realm. Produced by PADI for Project A.W.A.R.E. oleh Farish, WD-516).



Kamis, 11 November 2010

MAPALA "WANAPRASTHA DHARMA" UNIVERSITAS UDAYANA

"Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan.
Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan.
Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat, kalau ia mengenal akan obyeknya.
Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat.
Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat.
Karena itulah kami naik gunung."
( Soe Hok Gie, M-007-UI )

"Now I see the secret of making the best person: 
it is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth."
( Walt Whitman )

          Mapala (abbr. Mahasiswa Pecinta Alam or students that care about the nature) Wanaprastha Dharma or "WD" (from Sanskrit Language, means a forest or site where inside it the cycle of life is carried out based on goodness or Dharma) is a unit of student's activity at Udayana University, Bali. She was born on 21-st April 1981 that pioneered by a few Engineering Faculty students. The purpose this organization was formed is to educate a responsible individual with strong physic and mentality to enjoy outdoor activities and take parts on nature conservation, their playground.

           So, Mapala "WD" active on outdoor sport (with high responsibility to conserve the nature), encourage the other students to more care about the environment and voluntary at National Search & Rescue Bureau. They've provided with knowledge and skills, which they get from their gradual education & training to increase their personal quality, soft skills as addition to academic hard skills which they get everyday from their campuss.
         
Mapala "WD" Unud while onboard at KRI Surabaya 591 (Indonesian Navy LPD), in order to Sail Bunaken 2009. Photo by: Agus Isnaini. 

          First, the recruit member must be an Udayana University student who passes several selection including physical, psychological, health and motivation test to undergo basic training (ATC - Adventure Training Camp) where they accept all the basic knowledge and skills of outdoor activities, and physical training. After pass the basic training, they must undergo several months mentoring time for knowledge development,  plan, propose and implement their own small-adventure trip, before graduate as a junior member.
          Second, after they become a Junior Member, they may continue their education to advanced level which they can broaden their knowledge and choose their specialization to be a Core Member (Rock Climbing, Jungle Trekking, Caving, Diving, Whitewater Rafting and Conservation) with make a specialized small-expedition.
          The third is Search & Rescue training. Only Core Member may undergo this training to become a SAR member. Mapala "WD" has 5 outdoor divisions (RC, Jungle-Trekking, Caving, Diving, Whitewater Rafting) , 1 conservation division and 1 SAR unit. 


RC & Jungle-Trekking Division
          At first, Mountaineering Division Mapala "WD" became umbrella for two activities namely Climbing Mountain and Rock Climbing. However, due to the demands of professionalism and the characteristics of mountain terrain in Indonesia last two sub-divisions are divided into two distinct divisions, the Rock Climbing Division and the Jungle-Trekking Division.    
Climbing activities by Mapala "WD". Photo: "WD"s archives.

          Indonesia is blessed with God's mountainous region of the tip of Sumatra in the west to the eastern region known as the Ring of Fire (such as Kerinci, Slamet, Sindoro-Sumbing, Merapi-Merbabu, Arjuno-Welirang, Semeru, Argopuro, Agung, Rinjani, Tambora, etc.) is the domain of their adventure. Then a lot of Karst cliffs and the land Andesite becoming Mapala "WD" climber's field like the cliffs in Java, Bali, South Sulawesi and Flores.
          For them, students of Udayana University who thirst of challenges, it is not too difficult to join this division. Simply Junior Members of Mapala "WD" who have passed ATC and mentoring, not afraid of heights, have fortitude, and has high ability to work in teams.

Caving Division
          Caving Division Mapala "WD" curriculum has a purpose for it's students to be a caver who is able to plan and carry out cave exploration activities properly and securely, able to anticipate and cope with problems, potential accidents, and accidents in search of the cave and get a comprehensive experience of the ins & outs of the cave exploration world. The materials provided include: surveys, exploration planning, management ropes, rigging, Single Rope Technique, hauling, traversing, Tyrolean, potholing, z-drag, cave photography, mapping and others.
          Mapala "WD"s Bali Celebes Caving Expedition, South Sulawesi, 1997. 
Photo: Mapala "WD"s archives.

          For those interested in the condition is not too difficult. Simply Junior Members of Mapala "WD" who have passed ATC and mentoring. Do not have claustrophobia (phobia of enclosed spaces) and have an interest in Speleology and strong motivation to be a caver.

Diving Division
          Mapala "WD"s Diving Division education's purpose is to make it's students to become a diver who's able to plan and carry out activities independently and safely dive in the same or more secure sites than where they were trained. Then be able to plan and implement activities diving to a depth of 30 meters independently and safely. Also be able to navigate under water in their dive activities and able to anticipate and cope with problems, the potential for accidents and diving accidents. Finally, for students to experience a fairly comprehensive about the ins and outs of diving world.
Mapala "WD"s Diving Division try out, Kubu-Karangasem, 2005. Photo: M. Farish (WD-516).

          Currently Mapala "WD"s Diving Division  has had at least 5 people diving instructors who held international agency license ie PADI (Professional Association of Diving Instructor). For those interested in the condition is not too difficult. Simply Mapala "WD"s Junior Members who have passed ATC and mentoring, having a conservative and prudent attitude, comfortable in the water, do not have claustrophobia and agoraphobia, passed scuba diving health test and have a passion of nature maritime.

Whitewater Rafting Division
          This division was formed in 1993. Started from a dozen members  Mapala "WD" who are interested in rowing-paddling was sent to the Rafting Education & Training trained by Sobek Rafting. In a very early age, in 1994 this division ventured to follow the National Rafting Championships on  Ayung River, competing with  legendary teams such Wanadri, Mapala UI and Aranyacala Trisakti. The result was not disappointing. Mapala "WD"s Rafting Division made it into the top 10.          
          In the field of environmental conservation, the division also did not want to miss. Has twice (1996, 2001) they entered the Badung River Cleaning Action , motivated Denpasar citizen to share the conservation of Badung River watershed which is contaminated by pollution.         
          Interested enter this division? Requirement is not too difficult, simply listed as Mapala "WD"s Junior Member, has the leadership skills, not afraid of water, likes adventure and meet other requirements to participate in Advanced Training Rafting specialization.
The first generation of  Mapala "WD"s rafting education & training in 1993. Photo by: Sobek Rafting.



Sabtu, 06 November 2010

'PREAMBULE' Alias 'MUKADIMAH'

          Sumpah! Sudah beberapa tahun belakangan ini saya memimpikan memiliki sebuah blog. Namun karena kesibukan kerja (ditambah lagi dengan acara kuliah malam belakangan ini), cita-cita mulia itu tinggallah cita-cita. Thanks to Pak Wayan Santika, ST, MM, dosen mata kuliah SIM (Sistem Informasi Manajemen), yang menugaskan setiap mahasiswanya membuat blog masing-masing, akhirnya terealisir jugalah blog saya ini. Mungkin sudah budaya kita orang Indonesia, segala sesuatu harus dipaksa, baru jalan.
          Blog ini diberi nama HANTU LAUT's Chronicles (setidaknya masih nama tentatif), menunggu ilham nama identitas lain yang lebih bagus kelak. Sementara ini, blog saya akan didominasi tulisan-tulisan tentang dunia bahari (terutama aktivitas bawah laut), dunia kepecintaalaman & petualangan, manajemen pemasaran (khususnya perilaku konsumen), manajemen umum, dunia kemahasiswaan, gaya hidup sehat, dll. Maunya sih, tetap dalam kerangka menuju NKRI yang lebih baik.
          Saran saya, jangan terlalu berharap banyak akan kontinuitas tulisan saya di blog ini. Saya orangnya mood-moodan dalam hal menulis. Juga, apabila ada yang tidak menyetujui bahkan tersinggung dengan content tulisan saya, ya maaf-maafin aje... Negara ini kan menghargai kebebasan berpendapat, saya akan usahakan, materi tulisan saya tidak sampai menyinggung perasaan orang lain walaupun itu hal yang sulit, karena mustahil untuk menyenangkan semua pihak. Dan saya akan berusaha keras untuk tidak terlibat dalam polemik berkepanjangan terhadap para pembaca yang tidak menyetujui pendapat saya. Karena suer, saya masih punya banyak pekerjaan lain yang lebih penting. Paling-paling saya hanya akan men-delete comment-comment ente-ente yang kedengarannya nyelekit...hehe...Gitu aja koq repot......Piss...:-D

           OK Brother & Sister, kita lanjutkan perbaikan perekonomian Indonesia yang lebih cepat dan lebih baik..! Towards a better Indonesia.

Love,


Farish
PADI Master Scuba Diver Trainer # 466562 

Jumat, 05 November 2010

Dunia Bawah Laut - Kenapa Kita Menyelam?* (bagian 1)

TUHAN, MANUSIA & ALAM
          Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya karena dibekali oleh-Nya dengan akal budi. Dengan budayanya manusia menyebar ke seluruh penjuru dunia, mulai dengan peralatan batu sederhana untuk memotong daging hewan buruannya, hingga teknologi informasi tercanggih abad 20 yang konon kecepatannya selalu bertambah dua kali lipat setiap 18 bulannya. Salah satu senjata yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah rasa ingin tahu dan tak pernah puas pada satu hal saja.
           Selain rasa ingin tahu akan apa yang ada di puncak gunung, di tengah hutan belantara, di perut bumi, di tengah-tengah padang pasir, umat manusia juga tergelitik rasa ingin tahunya akan apa yang terkandung di dalam samudera luas tanpa batas. Semuanya tak lain adalah untuk lebih menghayati kebesaran Tuhan dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya.

UNTUK APA SIH KITA MENYELAM?
           Berbicara mengenai alam dan kehidupan bawah laut, sebenarnya bagi banyak orang masih merupakan sesuatu yang penuh misteri. Petualangan pada umumnya adalah "hobby yang sunyi". Mendaki gunung, memanjat tebing, menelusuri gua, menembus pedalaman belantara, semuanya itu aktifitas yang sepi, jauh dari hiruk-pikuk peradaban manusia. Saat bertualang, jangan harap kita bisa menemukan mall atau bisa dugemWong ketemu puskesmas atau warung saja, kita sudah senang setengah mati! 
 
 Sponge di kawasan Toyapakeh, Nusa Penida. Foto: M. Farish

Nah, menyelam itu "lebih sunyi" daripada mendaki gunung, di mana saat mendaki gunung kita masih dapat berbicara dengan partner pendakian kita. Saat menyelam, yang kita temui hanyalah gerakan kehidupan lain di bawah air.  Gerakan pasir dan penghuni laut yang terombang-ambing arus bawah air, gerombolan ikan yang lalu-lalang di sekitar kita dan bermacam-macam bentuk makhluk laut lain dengan warna alam sekitarnya yang semakin dalam semakin kebiruan. Semuanya membisu dan bak di negeri antah berantah. Yang menandakan adanya peradaban manusia di situ hanyalah suara tarikan udara dari second stage regulator  kita dan hembusannya disertai gelembung-gelembung udara ke permukaan. Lha, terus untuk apa dong kita menyelam??
Coral Bommies di kawasan Crystal Bay, Nusa Penida. Foto: M. Farish.


           Mungkin banyak dari kita yang belum sadar, bahwa bumi kita ini terdiri dari lebih kurang 71% lautan dan 29% daratan. Kalau saja nenek moyang kita di zaman baheula telah mengetahui fakta ini, mungkin planet tempat kita hidup ini tidak dinamakannya "bumi/earth/terra" yang berarti tanah, melainkan "samudera/ocean/mare". Sesungguhnya lautan di bumi kita memang luar biasa. Seluruh lautan berisi kurang lebih  1.375 juta kubik air sedangkan banyaknya tanah di atas permukaan laut hanya 1/18 dari jumlah itu! (Bayangkan saja semua daratan di bumi - termasuk dataran rendah, dataran tinggi, bukit dan gunung dikeruk dan dijadikan satu, volumenya masih kalah jauh dibandingkan dengan air samudera seluruh dunia dikumpulkan jadi satu!!)  Kedalaman Palung Mariana di Pasifik Barat mencapai 11.035 meter di bawah permukaan laut, sehingga bila Gunung Everest (8.848 m dpl) dimasukkan ke dalamnya, maka puncak gunung tersebut masih berada lebih dari 2.000 meter di bawah permukaan laut!  Di dasar Samudera Pasifik terdapat barisan pegunungan yang membentang sepanjang 75.600 kilometer, lebih dari 30 kali panjang Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera (dinamakan Pematang Tengah Samudera). Palung-palung yang terdapat di dasar lautpun ada yang berukuran luar biasa seperti Palung Tonga Kernmadec di Pasifik Barat yang panjangnya mencapai 2.575 kilometer dan dalamnya mencapai 10.630 meter. Palung tersebut cukup memuat 6 buah Grand Canyon di Arizona. Dan yang lebih menakjubkan lagi adalah hampir di semua kedalaman laut itu ditemukan bentuk kehidupan! Seperti di dasar Palung Mariana, kapal selam Bathyshcape Trieste pada penelitian tahun 1960 menemukan kehidupan berupa ikan berbentuk gepeng dan udang kecil, padahal di tempat itu tekanan airnya mencapai 1000 kali lipat tekanan udara di tempat kamu membaca artikel ini!!! (sumber: Amir Syarifudin, 1990) 
          Dari segudang fakta di atas, masak sih tidak tergerak di niat kita secuilpun untuk mencoba, mendatangi, melihat, mengeksplorasi sebagian kecil saja dari isi perut samudera, sebelum kita mati? Mumpung kita masih muda, masih sehat, dan satu hal lagi: Tuhan telah menganugerahkan kita tanah air yang "kuayaaa" (bukan kaya, tapi "kuayaaaa.....!") dengan semua potensi bawah lautnya. Jangan kita terus-terusan disalip warga asing mancanegara soal kekayaan laut dan bawah laut milik kita sendiri. Siapa lagi yang akan menjaga harta kekayaan kita dari incaran maling-maling kalau bukan kita sendiri? Tul gak Bro, & Sis?

           Manusia sendiri menyelam karena berbagai macam motivasi. Ada yang untuk mencari nafkah (seperti penyelam mutiara, pencari harta karun, pembuatan film, dll) , kepentingan militer (underwater demolition, reconnaisance, intelligence, combat frogman, ship salvage, dll),  Search & Rescue, penelitian ilmiah (marine biology, geology, underwater archaeology, dll), kepentingan komersial (pengelasan dan perawatan bagian bawah kapal, pengeboran minyak lepas pantai, dsb), serta Penyelaman Rekreasional. Perkembangan penyelaman scuba rekreasional telah berkembang begitu pesat selama dua dasawarsa terakhir. Sebagian besar diskusi kita ke depannya akan menitikberatkan pada aspek penyelaman scuba rekreasional.
Go Deep or Go Home, Young Men!! Foto oleh: Mala Hayati.


Bersambung..


*Artikel ini merupakan bagian dari diktat "Pengantar Scuba untuk Arkeologi Bawah Air" & diktat "Materi Selam Tingkat Dasar Mapala "WD" Unud", pernah dimuat di www.indosmarin.com